Ketika Hamba-Mu ini Rindu Shalat '_'



Menjelang shubuh, Khalifah Umar bin Khathab berkeliling kota membangunkan kaum Muslimin untuk shalat shubuh. Ketika waktu shalat tiba, dia sendiri yang mengatur shaf-shaf shalat dan mengimami para jamaah.

Pada shubuh itu tragedi besar dalam sejarah terjadi. Saat Khalifah mengucapkan takbiratul ikhram, tiba-tiba seorang lelaki bernama Abu Lu'luah menikamkan sebilah pisau ke bahu, pinggang, dan ke bawah pusar beliau. Darahpun menyembur. Namun, Khalifah yang berjuluk "Singa Padang Pasir" ini tidak bergeming dari kekhusyukannya memimpin shalat.

Padahal waktu shalat masih bisa ditangguhkan beberapa saat sebelum terbitnya matahari. Sekuat apa pun Umar, akhirnya ia ambruk juga. Walau demikian, beliau masih sempat memerintahkan Abdurrahman bin 'Auf untuk menggantikannya sebagai imam.

Beberapa saat setelah ditikam, kesadaran dan ketidaksadaran silih berganti mendatangi Khalifah Umar bin Khathab. Para sahabat yang mengelilinginya demikian cemas akan keselamatan Khalifah. Salah seorang di antara mereka berkata, "Kalau beliau masih hidup, tidak ada yang bisa menyadarkannya selain kata-kata shalat!" Lalu yang hadir serentak berkata, "Shalat wahai Amirul Mukminin. Shalat telah hampir dilaksanakan."

Beliau langsung tersadar, "Shalat? Kalau demikian di sanalah Allah. Tiada keberuntungan dalam Islam bagi yang meninggalkan shalat." Maka beliau melaksanakan shalat dengan darah bercucuran. Subhanallah!

Kisah ini diambil dari buku Menjemput Maut: Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT karya Dr Quraish Shihab (Lentera Hati, 2002). Ada teladan menarik yang diperlihatkan Umar bin Khathab dalam kisah ini, yaitu kecintaan dan perhatian beliau terhadap shalat.

Baginya, tiada yang terindah dalam hidup selain menghadap Allah SWT. Dunia begitu kecil di hadapannya. Kenikmatan berkomunikasi dengan Dzat yang Maha Mencinta, mampu mengalahkan sakitnya tusukan pisau yang tajam. Tak heran bila demi sekali shalat (di masjid dan berjamaah), Umar pun rela menukarnya dengan harta yang ia miliki.

Ada sebuah kisah berkait dengan hal ini. Suatu hari Umar mengunjungi kebunnya. Ia begitu menikmati kicauan burung yang beterbangan di antara pepohonan. Saking asiknya, ia harus ketinggalan rakaat pertama saat berjamaah di masjid. Umar begitu menyesal, hingga ia menghibahkan kebun yang telah melalaikannya tersebut pada baitul mal milik negara.

Anugerah Allah dalam shalat

Shalat adalah keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada Rasulullah SAW dan umatnya. Demikian istimewanya, hingga proses turunnya perintah shalat diawali dengan peristiwa Isra' Mi'raj. Allah SWT langsung "mengundang" Rasulullah SAW ke langit.

Nilai strategis dan keistimewaan shalat sudah tidak terbantahkan lagi. Shalat adalah amalan pertama yang diwajibkan atas Rasulullah SAW. Shalat adalah tiang yang menyangga bangunan Islam. Shalat adalah pembeda atau pemisah antara seorang Muslim dan kafir. Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab. Shalat adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Shalat adalah penggugur dosa-dosa. Shalat adalah kunci kesuksesan seorang hamba. Shalat adalah sarana pengundang datangnya pertolongan Allah. Shalat pun menjadi saat istimewa bagi seorang hamba, karena ia bisa berhadapan langsung dengan Rabb-nya.

Penelitian ilmiah pun menunjukkan bahwa shalat memiliki segudang manfaat dari sudut kesehatan. Termasuk kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan, juga menangkal datangnya penyakit-penyakit fisik, selain tentunya menangkal penyakit rohani.

Saat seorang hamba menunaikan shalat, dan shalatnya dilakukan dengan khusyuk dan tuma'ninah, ia pun berpeluang mendapatkan pengalaman rohani tertinggi (peak experience) dan bangkitnya kesadaran yang lebih tinggi (altered states of conciousness). Tidak berlebihan bila shalat dikatakan sebagai mi'raj-nya orang beriman.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku; maka sembahlah Aku dan dirikan shalat untuk mengingatku." (QS Thaha [20]: 14)

Melihat kenyataan ini, seharusnya kita memaknai shalat bukan sebagai beban, tapi sebagai kebutuhan. Layaknya kita membutuhkan air, udara, atau makanan, seperti itulah shalat dibutuhkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 DREAM`S BLOG. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates